Abstract:
Latar Belakang : Komunikasi terapeutik pada pasien gagal ginjal kronik yang melaksanakan terapi
hemodialisa bermanfaat untuk membantu pasien memecahkan masalah yang dihadapi karena tujuan
untuk terapi. Semakin baik kemampuan komunikasi terapeutik perawat akan membuat pasien
semakin patuh menjalani terapi hemodialisa. Kepatuhan melakukan terapi sesuai jadwal rutin yang
ditetapkan Rumas Sakit perlu didukung oleh tenaga kesehatan terutama perawat sebagai support
system kesembuhan pasien. Ketidakpatuhan melakukan hemodialisa memberikan dampak negatif
yang besar. Pasien dapat mengalami banyak komplikasi penyakit yang menganggu kehidupannya
yaitu, gangguan secara fisik, psikis maupun sosial.
Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
kemampuan komunikasi teraputik dengan kepatuhan melakukan hemodialisa pada pasien penderita
gagal ginjal kronik.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bersifat observasional
analitik dengan pendekatan Cross Sectional atau yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antar
variabel yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini yaitu pasien yang menjalani hemodialisa
berjumlah 174 pasien. Setelah dimasukkan ke rumus slovin jumlah sampel penelitian sebanyak 121
pasien dengan menggunakan metode non-probability dengan jenis Purposive Sampling.
Hasil Penelitian : Hasil penelitian menggunakan uji Chi Square menunjukkan bahwa dari 121
responden sebanyak 84 responden (69,4%) mengatakan kemampuan komunikasi terapeutik perawat
baik dan pasien yang menjalani terapi hemodialisa sebagian besar yaitu patuh sebanyak 81
responden (66,9%) dan nilai P-Value sebesar 0,000 < nilai α (0,05).
Kesimpulan : Dapat disimpulkan nilai P-Value (0,000) < nilai α (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
ada hubungan kemampuan komunikasi terapeutik perwat dengan kepatuhan melakukan hemodialisa
pada pasien penderita gagal ginjal kronik di RS Islam Jakarta Pondok Kopi.