Abstract:
Latar Belakang: Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan salah satu masalah
kesehatan pada anak yang masih mendapatkan prioritas baik di dunia maupun di
Indonesia. Prevalensi BBLR di Puskesmas Cikedal tahun 2022-2023 mengalami
kenaikan yaitu dari 43 kasus (12,25%) pada tahun 2022 menjadi 54 kasus (14,3%)
pada tahun 2023. Kejadian BBLR ini perlu dicegah karena berkontribusi terhadap
meningkatnya angka kematian pada bayi dengan memperhatikan faktor-faktor
penyebab kematian bayi salah satunya adalah kasus BBLR. Tujuan Penelitian :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada hubungan sosial ekonomi dan jarak
kehamilan pada ibu multipara dengan kejadian BBLR di Wilayah Puskesmas
Cikedal. Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian korelasional
(corelational research) dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin multipara di Puskesmas Cikedal pada
tahun 2023 sebanyak 189 orang dan jumlah sampel pada penelitian ini minimal
sebanyak 66 ibu bersalin bulan November – Desember 2023 dengan teknik
purposive sampling. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan data primer dan
sekunder. Analisis datanya meliputi analisis univariat dengan distribusi frekuensi
dan analisis bivariat dengan uji chi square. Hasil Penelitian : bayi yang lahir
dengan berat badan kurang atau BBLR sebanyak 17 bayi (25,8%), hampir
setengahnya ibu dengan sosial ekonomi rendah atau kurang dari UMK (48,5%),
sebagian besar ibu multipara jarak kehamilannya tidak berisiko (69,7%) .
Terdapat hubungan sosial ekonomi ( = 0,001) dan jarak kehamilan ( = 0,018)
dengan kejadian BBLR di Wilayah Puskesmas Cikedal. Kesimpulan : kejadian
BBLR dapat dikarenakan faktor jarak kehamilan dan faktor sosial ekonomi,
sehingga perlunya memperhatikan kesehatan ibu pada masa kehamilan terutama
pada ibu dengan ekonomi rendah juga melakukan edukasi kepada ibu terkait
dengan jarak kehamilan yang baik.