Abstract:
Masa depan dan perkembangan anak sangat tergantung pada pengalaman mereka, termasuk pendidikan dan pola asuh dari orangtua, seperti pola asuh otoriter, permisif, dan demokratis. Di PAUD Cendrawasi, kabupaten Karawang, usia anak 3-5 tahun dianggap periode emas untuk perkembangan, dengan kecenderungan untuk melakukan eksplorasi. Namun, pada usia prasekolah, tantrum sering kali menjadi cara tidak tepat bagi anak-anak untuk mengekspresikan
perasaan ketidaknyamanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan kejadian temper tantrum pada anak prasekolah. Metode penelitian ini adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Data dikumpulkan melalui kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh demokratis (38,3%), diikuti oleh otoriter (31,7%) dan permisif (30,0%). Tingkat kejadian temper tantrum pada anak prasekolah adalah rendah (30,0%), sedang (40,0%), dan tinggi (30,0%). Penelitian ini dilakukan di PAUD Cendrawasi, kabupaten Karawang